Belajar Kepemimpinan Dari Organisasi Santri
Oleh : Ust. H. Mukhlis Setiawan, S.S.I (Kabid Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren Fajrussalam)
Menjadi santri itu sangat beruntung. Apalagi santri yang tinggal di pesantren dengan sistem asrama yang berdisiplin 24 jam. Selain mendapatkan kesempatan belajar untuk mendalami ilmu-ilmu agama dan mempelajari ilmu-ilmu umum secara seimbang, juga mendapatkan pendidikan. Ya, karena seluruh waktu di pesantren adalah pendidikan. Dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali adalah sebuah pendidikan. Bahkan apa yang di lihat, di dengar, dan di rasakan di pesantren adalah pendidikan.
Keuntungan-keuntungan yang di dapat oleh santri dari pendidikan pesantren bertingkat sesuai kadar (baca: ukuran) lama atau tidak nya seorang santri tinggal di pesantren. Semakin lama seorang santri belajar dan tinggal di pesantren maka semakin banyak pula keuntungan-keuntungan yang dia dapatkan dari ilmu dan pendidikan.
Beberapa hari saja menjadi santri tapi menghayati hidup di pesantren maka dia akan mengetahui tentang cara hidup yang teratur. Apalagi sempat mengikuti program pengenalan pesantren yang di kenal dengan istilah khutbatul arsy, maka dia akan mengetahui, apa itu pesantren? Apa tujuan belajar ke pesantren? Apa yang di cari di pesantren? Bagaimana cara hidup di pesantren? Dan akan di bawa kemana oleh pesantren?
Satu, dua, dan tiga tahun menjadi santri, selain mengetahui dasar ilmu agama dan umum serta dasar ilmu bahasa, juga sudah mengetahui dan menghayati hidup dan kehidupan di pesantren. Ibarat bangunan, sudah selesai fondasinya.
Memasuki tahun keempat, karena di anggap sudah mulai memasukan fase dewasa, setingkat dengan SMA. Santri pada kelas ini, selain mulai di berikan pengetahuan yang lebih tinggi dan luas, baik dalam ilmu pengetahuan agama maupun dalam ilmu pengetahuan umum, juga sudah mulai di libatkan dalam pendidikan mental, di antaranya menjadi panitia kegiatan skala besar. Dan di tahun kelima mulai di tingkatkan segala-galanya dari ilmu dan pendidikan mental dengan belajar dan latihan kepemimpinan melalui wadah organisasi santri.
Dengan semangat motto pondok 'siap memimpin dan sanggup di pimpin', 'patah tumbuh hilang berganti. Sebelum patah sudah tumbuh, sebelum hilang sudah berganti', dan melalui mekanisme musyawarah kerja yang menjadi program tahunan pesantren maka suksesi kepemimpinan dan proses regenerasi pengurus organisasi pun berjalan setiap tahun. Di mulai dari pemilihan formatur lima besar, sidang pleno untuk laporan pertanggung jawaban pengurus lama sekaligus pendemisioneran pengurus lama, sidang komisi, sidang paripurna sebagai pengesahan hasil sidang komisi, dan di akhiri dengan pelantikan pengurus baru.
Musyawarah Kerja (Muker) Organisasi Santri Pesantren Fajrussalam sendiri dilaksanakan dari tanggal 17 sampai 20 Januari 2021 dengan Muhammad Habil Al-Afghani sebagai ketua baru OSPF periode 2021-2022. Sementara Muker Organisasi Santriah Pesantren Fajrussalam dilaksanakan dari tanggal 19 sampai 22 Januari 2021 dengan Uswatun Hasanah sebagai ketua baru periode 2021-2022.
Dalam sambutan pelantikan pengurus baru periode 2021-2022, Pimpinan Pondok Pesantren, Abi KH Mukti Ali menyampaikan banyak hal, dari 'harusnya setiap pengurus memegang teguh sumpah dan ikrar janji yang di bacakan saat pelantikan, tanggung jawab dalam mengemban amanah, sampai ancaman Allah dan Rasulullah untuk orang yang tidak amanah. Dan juga menyampaikan bahwa pengurusan baru yang tumbuh harus lebih kokoh dari pengurus lama yang patah, pengurus baru yang menggantikan harus lebih baik dari pengurus lama yang hilang, selanjutnya pengurus baru harus bisa mengukir prestasi dalam memajukan Pesantren sehingga akan menjadi catatan tinta emas sejarah organisasi santri.
Seyogyanya organisasi bagi santri yang menjadi pengurus merupakan sarana aktualisasi diri, sarana untuk mengerahkan segala potensi, waktu, dan tenaga demi mencapai tujuan bersama. Karena organisasi itu sendiri menurut terminologi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Sehingga organisasi bukan menjadi tujuan tapi alat, sebagaimana asal katanya organon, yang di ambil dari bahasa Yunani. Jadi melalui organisasi santri, pengurus dengan segala kelebihan dan kekurangannya berusaha untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kemajuan pondok pesantren.
Demi mewujudkan kemajuan pondok pesantren melalui organisasi santri, Ketua baru Organisasi Santri Pesantren Farussalam (OSPF) periode 2021-202, Muhammad Habil Al-Afghani yang di lantik tanggal 20 Januari 2021, dalam sambutannya menyampaikan dan mengajak seluruh anggota OSPF untuk terus berjalan dan tidak berhenti dalan membantu, membela, dan memperjuangkan Pondok Pesantren Fajrussalam. Pun demikian , ketua baru Organisasi Santriah Pesantren Fajrussalam (OSPF) periode 2021-2022, Uswatun Hasanah yang dilantik tanggal 22 Januari 2021, dalam sambutannya menyampaikan akan bekerja ikhlas, bekerja cerdas, bekerja keras, dan bekerja tuntas untuk membantu memajukan Pondok Pesantren Fajrussalam.
Dengan belajar dan latihan memimpin melalui organisasai santri, banyak kiai pesantren dan para pemimpin besar di level nasional, baik yang memimpin organisasi islam atau organisasi pemerintah ternyata terlahir dari organisasi santri. Diantaranya, KH Hasyim Muzadi alumni Gontor yang memimpin organisasi NU dua periode (1999-2009), Prof Dr Din Syamsuddin alumni Gontor yang memimpin organisasi Muhammadiyah dua periode (2005-2015), Adnan Pandu Praja alumni Gontor yang memimpin KPK periode 2010-2015, Dr Hidayat Nur Wahid Alumni Gontor yang menjadi ketua MPR periode 2004-2009, dan Lukman Hakim Saifuddin alumni Gontor yang mejadi Mentri Agama periode 2014-2019. Dan masih banyak lagi.
Semoga di kemudian hari, Organisasi Santri dan Santriah Pesantren Fajrussalam ikut melahirkan para pemimpin ummat dan pimpinan organisasi nasional yang membela dan memperjuangkan agama dan ummat.
Fajrussalam, 23 Januari 2021.