Kemuliaan Seorang Guru
Ust. H. Mukhlis Setiawan, S.S.I ( Kabid Pendidikan dan Pengajaran )
Setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Media sosial pun ikut "dibanjiri" oleh sticker ucapan selamat. Ucapan sebagai bentuk apresiasi atas jasa guru dan penghormatan atas peran guru untuk umat manusia. Walaupun seyogyanya apresiasi dan penghormatan kepada guru tidak hanya di ucapkan dalam seremonial tahunan, tapi kapanpun dan dimanapun, Islam mengajarkan untuk senantiasa menghormati dan memuliakan guru.
Guru dalam pandangan Islam merupakan profesi yang mulia. KH Cecep Ishaq Asy'ari (alm) menyampaikan, "Di dunia ini hanya ada dua profesi. Pertama, profesi guru. Kedua, profesi lainnya selain guru. Guru bisa menciptakan profesi lainnya, sedangkan profesi lainnya tidak bisa menciptakan profesi guru".
Menjadi seorang guru adalah anugrah yang luar biasa, karena selain mengenalkan manusia pada Allah, juga menjadi penyambung lisan dan penerus estafeta dakwah Rosulullah صلى الله عليه وسلم dalam menyampaikan kebaikan kepada umat manusia. Suatu kebanggaan bagi seorang guru, ketika Rosulullah صلى الله عليه وسلم menyampaikan kedudukan seorang guru, bahwa beliau pun di utus sebagai seorang guru.
إنّما بُعثتُ معلّماً (رواه ابن ماجه)
"Sesungguhnya aku di utus sebagai seorang guru (HR Ibnu Majah)"
Guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang pekerjaannya atau profesinya mengajar. Sedangkan dalam undang-undang guru dan dosen no 14 tahun 2005 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya Mendidik, Mengajar, Membimbing, Mengarahkan, Melatih, Menilai, dan Mengevaluasi peserta didik.
Menjadi guru bukan perkara mudah, bukan untuk main-main, apalagi hanya dijadikan sebagai profesi sampingan atau profesi sekunder. Dalam dunia pendidikan profesi guru merupakan profesi yang strategis, karena guru adalah poros utama pendidikan. Maka, selain tugas guru yang diamanatkan dalam undang-undang, ada tugas yang tidak tertulis tapi itu menjadi penentu kesuksesan dalam mendidik, yaitu menjadi suri tauladan untuk peserta didik. Ada istilah, guru digugu ucapannya dan ditiru perbuatannya.
Bahkan keberhasilan Rosulullah صلى الله عليه وسلم sebagai guru untuk umat manusia juga di topang oleh keteladanan yang terpancar dari diri beliau, baik ucapan atau perbuatan, juga sinkronisasi antara apa yang dilakukan dengan apa yang diucapkan. Allah سبحانه وتعالى menginformasikan sekaligus memberikan pedoman tentang kunci keberhasilan Rosulullah صلى الله عليه وسلم tersebut, melalui firman-Nya :
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة (الأحزاب : ٢١)
"Sungguh, telah terdapat untukmu suri tauladan yang baik dalam diri Rosulullah (Al-Ahzab : 21)"
Begitu berat tugas seorang guru. Namun, seperti pepatah mengatakan, "tidak ada kesenangan kecuali setelah kepayahan". Demikian pula di balik tugas berat seorang guru terdapat bisyaroh (kabar gembira) dari Rosulullah صلى الله عليه وسلم melalui sabdanya :
إنّ الله وملائكته وأهل السماوات والأرض حتى النملة في جحرها لَيُصلّون على معلّمي الناسِ الخيرَ (رواه الترمذي)
"Sesungguhnya Allah, para malaikat, penghuni langit dan bumi, sampai semut dalam lobangnya, pasti memohonkan ampunan (kepada Allah) untuk para pengajar kebaikan bagi manusia"
Selamat Hari Guru Nasional. Semoga Allah mengampuni dosa guru-guru kita dan menjadikan kita sebagai guru kebaikan untuk Ummat.
اللهمّ صلّ وسلّم وبارك على معلّمنا الخير
و اجعلنا ممن يعلّم الناس الخير
Fajrussalam, 25 November 2020